Rabu, 06 Juni 2012

manusia dan tanggun jawab (opini)

Kecelakaan Fatal Akibat Kelalaian Manusia

Pada tanggal 25 April 2012 terjadi kecelakaan hebat yang mengambil korban manusia, yaitu tangki pertamax yang akan dilas, mungkin karena ada kebocoran. Pertamax adalah bahan bakar minyak untuk mobil kompressi tinggi dengan beberapa sifat fisik utama, yaitu octane number 92, mudah menyala [flah point sangat rendah], dan tekanan uap yang tinggi. Kecelakaan ini mengakibatkan satu orang luka parah dan satu orang lagi tewas. Korban tewas akibat tangki besar meledak ketika api las menyala, tubuhnya terpental dan menyangkut di atas pohon setinggi 15 meter, kemudian tubuh yang menyangkut di pohon ini jatuh karena gaya beratnya sendiri. Mengenaskan.

Kecelakaan hebat ini jelas akibat kecerobohan manusia [human error], yakni sama sekali tidak memperhatikan lingkungan kerja. Keselamatan kerja dimulai dari diri pekerja yang harus mau tanggung jawab memperhatikan lingkungan kerjanya, yaitu aman untuk dirinya sendiri dan aman bagi orang lain. Dulu, ketika aku masih bekerja di perusahaan minyak, satu dari beberapa tugasku adalah mengecheck konsentrasi gas hidrokarbon baik di ruangan terbuka maupun tertutup di satu tempat akan dilakukan pekerjaan yang mengeluarkan api. Alat check konsentrasi gas ini namanya adalah gas tester dari berbagai type. Type menunjukkan untuk gas apa digunakan, misalnya type 5A untuk general [semua gas]. Skala meter menunjuk dari angka 0 sampai 100.

Jika jarum menunjukkan angka dari 0 sampai 5, tidak mempunyai potensi ledakan. Jika jarum menunjukkan angka dari 5 sampai 95, mempunyai potensi ledakan hebat. Jika jarum menunjukkan angka 95 sampai full scale, sama sekali tidak mempunyai potensi ledakan. Walaupun 0 – 5 tidak  punya potensi eksplosif, aku tidak mau mengambil resiko, catatan rekomendasi yang aku berikan adalah pekerjaan las dapat dilakukan jika tangki telah dibilas dengan air atau dengan uap air kemudian check gas lagi. Gas hidrokarbon mempunyai ratio berat molekul yang lebih berat dibandingkan dengan udara, jadi sebagian besar gas ini terkonsentrasi di lantai dasar tangki atau di celah karat yang banyak di sekeliling dalam  tangki. Dengan kondisi seperti ini, dapat saja 1 meter di bawah lubang tangki, skala meter hanya menunjuk sama atau kurang dari 5, ternyata di bagian dasar konsentrasi semakin besar. Konsentrasi gas akan lebih mengkat lagi bersamaan waktu kenaikan temperature udara karena matahari semakin tinggi, gas yang semula terkonsentrasi di lantai dasar tangki semakin memuai dan membumbung ke atas tangki; dalam kondisi seperti ini harus dilakukan check gas ulang sekitar 13.00. Rekomendasi check ulang ini harus telah tertulis pada surat izin kerja yang telah disetujui beberapa jam sebelumnya. Misalnya begini : “Harus check ulang 13.00 hari ini juga” atau “jumlah drum yang telah check adalah 100 drum”. Notifikasi seperti ini tujuannya adalah untuk mencegah tidak terjadi penyimpangan prosedur.

Aku mengucap syukur kepada Tuhan, selama bekerja di perusahaan minyak tidak pernah mengalami petaka seperti kecelakaan tersebut di atas. Inilah potret kecerobohan pekerja di Indonesia. Aku sering melihat pekerja sedang merokok, padahal di sekelilingnya penuh bahan mudah terbakar, yaitu serbuk gergajian kayu. Satu paint shop terbakar, karena seorang pekerjanya seperti tak bersalah sama sekali menuangkan thinner, pelarut mudah terbakar dari satu jerry can ke kaleng yang lebih kecil sambil merokok. Tidak mempunyai kesadaran terhadap lingkungan kerja berakhir dengan kecelakaan fatal

opini : menurut saya kecelakaan kecil seperti ini seringkali terjadi karena kecerobohan manusia. seringkali masyarakat mengisi bensin di pom dengan sepuntung roko masih menyala di tangannya atau sambil memegang hp karena radiasi dari handphone tersebut dapat memicu percikan api. kalau sudah begini siapa yg harus bertanggung jawab. kembali lagi kesadaran diri harus di tingkatkan kepada masyarakat di sertai dengan pemahaman bahwa hal tersebut dapat merugikan orang lain.

sumber : http://hengkiblackcoffee.blogspot.com/2012/05/kecelakaan-fatal-akibat-kelalaian.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar